Wednesday, April 10, 2013

Tentang Pulau Bangka

Empat tahun tinggal di bangka, membuatku punya persepsi lain tentang luar Pulau Jawa. Apa apa lebih mahal dari harga harga di Pulau Jawa. Pertama kali tau harga harga disini bikin shock. Tapi lama lama terbiasa juga. Enaknya pas pas pulang ke Bandung atau Kuningan, apa apa kerasanya jadi muraaah haha. Jadi sebenernya apa apa mahal itu belum tentu bikin masyarakatnya sengsara. Buktinya di Bangka nyaris ga ada pengemis, pengamen atau anak anak gelandangan di lampu merah. Jadi luxurynya tinggal di bangka biar ga ada mal atau tempat hiburan yang hip adalah kita tidak disuguhi pemandangan miris pengemis, anak gelandangan dsb kayak di bandung atau jakarta. Mungkin hal ini karena Bangka cukup kaya dengan sumber daya alamnya yaitu timah, kelapa sawit dan lada. Pada tahun 1998 dimana di belahan Indonesia yang lain sedang mengalami krisis moneter justru orang orang Bangka banyak yang kayak mendadak karena harga lada mencapai Rp 100.000/kg sedangkan mereka punya berton ton lada. Ada cerita lucu, ada daerah yang belum teraliri listrik tapi penduduknya makmur makmur, mereka tetep beli kulkas walaupun ga ada listrik, alhasil kulkasnya beralih fungsi jadi lemari baju. Ada ada saja.

Mungkin karena kesejahteraan penduduknya diatas rata rata orang Indonesia pada umumya, orang Bangka ini menurutku baik baik, ramah dan ga hobi rusuh dan ga hobi demo. Mau BBM naik mau hari buruh nyaris ga pernah ada demo apalagi demo anarkis. Lagi pula di Bangka yang panas ini males banget kali demonstrasi di siang bolong.

Lalu yang aku salut, penduduknya demokratis. Bangka Belitung adalah salah satu contoh keberhasilan asimilasi budaya Melayu dan Cina. Hidup rukun berdampingan selama ratusan tahun, tidak pernah ada pergesekan SARA. Siapapun, etnis apapun boleh nyalon jadi caleg, jadi eksekutif. Aku yang tumbuh di lingkungan yang homogen dan sedikit rasis heran ngeliat baligo baligo kampanye yang mau nyalon jadi caleg bupati dan walikota banyak dari etnis cina. Ternyata di bangka itu emang demokratis dan tidak pernah mempermasalahkan masalah SARA.

Tapiii yang menyebalkan dari orang Bangka (dan Indonesia pada umumnya) banyak yang gak punya etika dalam berlalu lintas, suka ga mau ngalah sama yang pejalan kaki yang mau nyebrang. Ini mah penyakit orang Indonesia pada umumnya sih..


Fakta Tentang Pulau Bangka

  1. Nyaris ga ada pengemis, pengamen dan anak gelandangan yang tidur di trotoar
  2. Serba mahal
  3. Transportasi umum susah, angkot mahal jauh dekat 3000
  4. Hampir semua orang punya motor (tapi ga pernah macet)
  5. Ga ada makanan enak kecuali kerupuknya ( ini sih pendapat pribadi)
  6. Pantainya bagus tapi ngebosenin ( ini pendapat pribadinya juga)
  7. Panaaas banget
  8. Terbuka dan ramah sama pendatang
  9. Peluang usaha banyak
  10. Ga ada mal, ga ada bioskop, belakangan baru ada hypermart


3 comments:

Papoyz said...

Bentar lagi banyak mal nih

Papoyz said...

Bentar lagi banyak mal nih

Unknown said...

Yg bikin enek kalo malam sering mati listrik.. Huuhgff...