Monday, October 6, 2014

Insecurity



Aku merasa seumur hidupku sering dihinggapi perasaan insecure, khawatir tidak menjadi orang yang sukses, pokoknya semacam perasaan perasaan seperti itu. Waktu SD contohnya aku merasa ngeri sekali kalau tidak naik kelas, waktu SMP khawatir tidak bisa masuk ke sekolah SMA favorit dan waktu SMA khawatir tidak bisa kuliah, khawatir tidak lulus ujian masuk perguruan tinggi, khawatir dengan masa depan yang tidak jelas. Waktu kuliah khawatir DO, khawatir susah mendapatkan pekerjaan yang bagus ketika lulus karena jurusan yang tidak populer dan sekarang pun dalam masih ada kekhawatiran kekhawatiran seperti itu walaupun menurutku masih dalam tahap wajar bukan paranoid.

Lalu kemarin kemarin tak sengaja baca review bukunya Amy Chua yang berjudul The Triple Package yang membeberkan mengapa kelompok kelompok minoritas tertentu berdasarkan etnis, kepercayaan agama dan asal negara seperti Kelompok keturunan Yahudi, Cina, Mormon, imigran Iran dan Libanon, Cuban American, Nigerian American dll di Amerika Serikat  cenderung lebih sukses di banding kelompok lain. Amy Chua melihat ada 3 persamaan karakter yang terdapat dalam kelompok-kelompok ini yaitu superiority complex - perasaan superior seperti yang dimiliki oleh orang Yahudi bahwa mereka percaya bahwa mereka adalah orang orang pilihan, people of law and intellect, dsb. Yang kedua yaitu insecurity - perasaan bahwa yang kita lakukan belum cukup, belum maksimal sehingga timbul perasaan khawatir akan hasil yang di dapat. dan yang terakhir yaitu impulse control - kemampuan untuk menahan diri dari godaan sehingga mampu menunda kesenangan saat ini untuk mendapatkan kesenangan yang lebih panjang di masa depan. Ketiga kombinasi ini -superiority complex, insecurity, impulse control- yang memicu kelompok kelompok ini lebih unggul dari yang lain.

Tetapi menurut Amy Chua  jika setiap aspek yang disebutkan berdiri masing masing  akan  menjadi sesuatu hal yang negatif, misalnya hanya memiliki superiority complex tanpa adanya insecurity bisa jadi membuat seseorang menjadi mudah puas dan tidak ada keinginan untuk membuat yang lebih baik dan tidak menyadari ada bahaya yang menanti. Insecurity dan impulse control yang berlebihan akan menghasilkan manusia yang paranoid tentunya. Jadi hanya dalam kombinasi satu dengan yang lainnya aspek aspek tersebut bisa menjadi pemicu kesuksesan. Hmmm rumit yah.


Mirip keturunan Tionghoa di Indonesia kan, dimana mereka jumlahnya minoritas, pilihan karir tidak banyak, kondisi yang  mengharuskan  mereka berusaha lebih keras di banding yang lain. Hasilnya pengusaha pengusaha sukses di Indonesia kebanyakan keturunan Tionghia. Lalu orang Padang juga memiliki karakteristik tersendiri yang khas dan terkenal yaitu hemat dan pelit  (maaf :p) , mirip impulse control - the ability to resist the temptation- dan banyak bermigrasi ke seluruh penjuru Indonesia sehingga sebagai minoritas didaerahnya tentu punya semacam perasaan insecure dan mereka banyak yang menjadi pedagang sukses. Kalau aku perhatikan juga dosen dosen di ITB banyak banget yang orang Padang.