Kota yang begitu sepi dan damai
ternyata bisa membuat frustrasi, yak itulah paradoks yang gw rasakan
selama tinggal di Pulau Bangka, tepatnya di Kota Pangkalpinang. Dulu
suka sinis sama mal yang menjamur di kota kota besar tapi kini hidup
tanpanya terasa hampa.. lebay but true.. kangen nonton di bioskop..
Kenapa gak pindah aja ke jakarta atau
ke bandung?!!.. hmmm masalahnya gw sudah mendapatkan pekerjaan
disini..mencari pekerjaan ditempat lain bukan perkara yang
mudah..banyak yang harus dipertimbangkan, dan orang tua gw pun tidak
kaya raya..jadi gw belum punya jaring jaring pengaman yang cukup kuat
seandainya gw hengkang dari pekerjaan ini dan pulau ini..
Sesungguhnya gw lebih menyukai ide
tinggal di pusat kota, karena disitulah pusat peradaban. Bukan karena
mal dan bioskopnya tapi pameran, seminar,museum,konser,galeri,toko
buku yang lengkap,segala macam komunitas, teknologi,seni dan
budaya,mau kursus ina itu tersedia..lengkap.
Sedangkan di Bangka, pulau penghasil
timah sejak ratusan tahun yang lalu seolah hanya meninggalkan
lubang lubang besar bekas galian timah. Tidak ada pembangunan yang
berarti. Kultur masyarakat tambang tidak mengenal seni dan budaya,
sehingga pulau ini tidak memiliki cita rasa seni sama sekali.. mungkin yang punya jiwa seni cuma si Mahar di Belitung sana hehe
1 comment:
Sabar mbak, nga lama lagi ada 3 mak besar yg akan kelar Di bangun Di bangka
Post a Comment