Wednesday, August 14, 2013

Tentang Pulau Bangka Part II


Kota yang begitu sepi dan damai ternyata bisa membuat frustrasi, yak itulah paradoks yang gw rasakan selama tinggal di Pulau Bangka, tepatnya di Kota Pangkalpinang. Dulu suka sinis sama mal yang menjamur di kota kota besar tapi kini hidup tanpanya terasa hampa.. lebay but true.. kangen nonton di bioskop..

Kenapa gak pindah aja ke jakarta atau ke bandung?!!.. hmmm masalahnya gw sudah mendapatkan pekerjaan disini..mencari pekerjaan ditempat lain bukan perkara yang mudah..banyak yang harus dipertimbangkan, dan orang tua gw pun tidak kaya raya..jadi gw belum punya jaring jaring pengaman yang cukup kuat seandainya gw hengkang dari pekerjaan ini dan pulau ini..

Sesungguhnya gw lebih menyukai ide tinggal di pusat kota, karena disitulah pusat peradaban. Bukan karena mal dan bioskopnya tapi pameran, seminar,museum,konser,galeri,toko buku yang lengkap,segala macam komunitas, teknologi,seni dan budaya,mau kursus ina itu tersedia..lengkap.

Sedangkan di Bangka, pulau penghasil timah sejak ratusan tahun yang lalu seolah hanya meninggalkan lubang lubang besar bekas galian timah. Tidak ada pembangunan yang berarti. Kultur masyarakat tambang tidak mengenal seni dan budaya, sehingga pulau ini tidak memiliki cita rasa seni sama sekali.. mungkin yang punya jiwa seni cuma si Mahar di Belitung sana hehe

1 comment:

Papoyz said...

Sabar mbak, nga lama lagi ada 3 mak besar yg akan kelar Di bangun Di bangka