Kemarin kemarin nonton film Exodus ; Gods and King terus baru nyadar kalau sebenernya kaum Yahudi pengikut nabi Musa pada masanya, menyembah Allah, Tuhan yang sama yang disembah oleh umat Islam. Dulu pernah baca blognya Sophia yang kini sudah di gembok, dia ditanya agamanya apa sama gadis muslim orang India, kemudian di jawab kalau dia menganut agama Yahudi kemudian si gadis India tersebut berseru "Oh kita mempercayai Tuhan yang sama". Aku belum mudeng waktu itu karena lupa sejarah hehe.
Kata Bapak Quraish Shihab agama Islam tuh konsep monoteisme nya lebih mirip ke agama Yahudi dibanding sama Agama Kristen. Posisi Tuhan dan Nabinya jelas, dimana Nabi berfungsi sebagai penyampai wahyu bukan Tuhan atau anak Tuhan yang disembah. Sedangkan agama Kristen ada Tuhan Allah ada Tuhan Yesus. Kalau tidak salah Yesus itu anak Tuhan Allah dan sepertinya orang orang Kristen lebih banyak berdoa kepada Tuhan Yesus dibanding Tuhan Allah. Saya kurang mengerti konsepnya hanya itu yang sekilas saya tangkap.
Tapi meski begitu saat ini orang Islam tuh paling musuhan sama orang Yahudi dipicu oleh konflik Palestina - Israel dan sebagainya. Sebenernya saya suka bingung, agama agama monoteisme ini kan pada dasarnya sumbernya sama yaitu Allah tapi kenapa jadi pada berantem gini yah . Kemudian ini dijadikan alasan orang orang Atheis untuk tidak percaya Tuhan. sebagaian orang mensinyalir kekacauan ini semua disebabkan oleh salah tafsir terhadap kitab kitab dari agama masing masing. Sehingga oknum oknum tersebut tidak segan segan membunuh orang atas nama Tuhan. Tetapi apakah benar radikalisme adalah akar utama dari permasalahan ini? aku pikir pemicu utama dari permasalahan dunia saat ini adalah ketidak-adilan, keserakahan dan kesewenang-wenangan yang terjadi begitu lama yang memunculkan kebencian. Bagian yang terburuk dari pelaku ketidak-adilan maupun pelaku teror adalah korbannya selalu orang orang tidak berdosa.
Terus kudu piye, apakah pindah agama bumi saja biar sedamai Budha kayak Steve Jobs? tapi tunggu dulu lihat konflik Rohingya, sama aja tuh bunuh bunuhan. Kemudian saya menemukan tulisan menarik yang aku pikir mungkin ada benang merahnya dengan hal hal yang aku kemukakan di atas.
Bagian dibawah ini saya copy dari blog ini https://fitriyanzamzami.wordpress.com/
Menurut Sigmund Freud manusia tak selalu bertindak rasional. Mereka punya tendensi-tendensi primal di bawah sadar yang sedikit banyak juga mempengaruhi bagaimana mereka mengambil keputusan. Jika kecenderungan primal itu dipicu, manusia bisa terdorong atau didorong melakukan banyak sekali hal-hal irasional.
Saya, sebagai manusia yang tumbuh besar dengan ajaran Islam, sedianya tak sedemikian asing dengan ide tersebut. Alquran berulang kali bicara tentang sesuatu di dalam manusia yang disebut “nafs”. Menurut rerupa tafsir, ia adalah keadaan bawaan manusia, keadaan alamiah yang kita perlukan tapi jadi berbahaya bila tak dikendalikan. Ia harus dikendalikan agar jadi mutma’innah. Hanya dengan begitu, manusia bisa jadi lebih dekat dengan kesempurnaan.
Katakanlah seperti dorongan seksual, amarah, rasa takut, selera makan. Pada literatur Islam masa lampau, yang namanya nafs kerap diasosiasikan dengan gambar binatang. Tak sedemikian jauh dari teori Freud bahwa kecenderungan primal dan irasional manusia adalah bawaan dari masa-masa lebih awal evolusi.
Ibn Taimiyyah beranalogi lebih jauh dengan mengatakan bahwa nafs bisa juga menyeruak jauh dalam kecenderungan ideologis dan religius manusia. Ia secara implisit menyatakan bahwa bid’ah datang dari kecenderungan primal tak terkendali yang diejawantahkan dalam penafsiran beragama.
Menurut hipotesis saya, apapun agamanya sebenarnya yang bermasalah itu bukan agamanya tapi manusianya yang tidak mengenal dirinya sendiri. Rasulullah SAW bersabda "Barang siapa mengenal dirinya niscaya ia akan mengenal Tuhannya".
.
.